Sunday, April 28, 2013

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Seorang nenek meminta bantuan. Anak yang diminta itu masabodoh. Nenek itu merasa heran. Lalu ia berpaling kepada saya. “Semua cucu di rumah saya tidak seperti ini. Apa saja yang saya minta atau suruh, pasti mereka buat”. Kemudian dia sadar. “O…ya, ini bukan cucu saya. Karena tak kenal, maka tak sayang. Kalau sayang, pasti dia buat”. 

Suasana seperti ini terasa juga dalam Yoh 14:21-26. Hanya orang yang mengasih Yesus, melaksanakan perintah-Nya. Dampaknya luarbiasa. Bapa-Nya mengasihi orang yang mengasihi Anak-Nya. Tidak hanya itu. Dia dan Bapa-Nya akan datang dan berdiam dalam diri orang yang mengasihi-Nya. Kalau Allah tinggal dalam diri kita, apa yang kita takuti atau cemaskan? Tetapi mengasihi Yesus tentu bukan soal rasa haru atau rasa tertarik pada-Nya. Mengasih Yesus harus diwujudkan dalam mengasihi sesama. Kita bisa berdalih, siapakah sesama saya? (Luk 10:29) Pasti Tuhan tidak menunjuk saudara-saudari kandung, orang sesuku, seagama. Mengapa? Tanpa ditunjuk pun, itu sudah menjadi kecenderungan kita, bukan? Yesus justru menunjuk kepada orang yang menderita dan bersengsara karena pelbagai alasan (bdk Mat 25:31-46) dan musuh kita (bdk Luk 10:25-37). Alasannya? Mereka itulah yang sering kita tolak dan jauhi. Hanya merepotkan dan mengganggu urusan kita. Apa untungnya menolong orang-orang seperti ini? Tetapi anehnya, mereka itulah Tuhan yang datang kepada kita dalam wajah yang lain (bdk Mat 25:42-45). Memang benar. Tak kenal maka tak sayang. Harta dan kepentingan telah membutakan mata hati dan iman kita. Bagaimana mungkin kita bisa melihat Tuhan di balik wajah penderita yang malang ini? 29042013

No comments:

Post a Comment