Saturday, June 8, 2013

Memberi dari Kekurangan

Ia baru saja pulang dari kota. Ceriteranya seperti tak habis-habisnya. Ia mengagumi, seperti kebanyakan orang desa, gedung-gedung yang tinggi, mall dan banyaknya mobil yang berlalu lalang di jalan. Sering juga dilebih-lebihkan. Ia heran juga. Tetangganya yang baru setahun lebih diboyong ke kota sudah jadi orang kaya. Ia tidak berjalan kaki lagi. Ke mana-mana diantar dengan mobil. Mereka punya dua mobil di garasi. Rumahnya pun mewah. Pagarnya saja bagus sekali. Tetapi temannya berkata, ia sudah lain sekali, bukan? Dulu di sini kita selalu berbagi biar cuma sedikit. Sekarang ia sudah jadi isteri orang kaya, tapi pelitnya bukan main. Tegur kita pun susah sekali, terlebih kalau di antara teman-temannya. 

Tentu bukan semua orang kaya begitu. Ada juga yang murah hati. Lihat saja dalam Mrk 12: 41-44. Banyak orang kaya memberi derma sejumlah besar uang. Mungkin beberapa lembar uang bergambar Sukarno-Hatta dalam Rupiah kita. Masa, orang kaya atau pegawai tinggi beri derma cuma uang recehan, lima ribu atau sepuluh ribu Rupiah? Harga diri, dong. Tentu sangat bernilai untuk suatu pembangunan. Demikian pendapat umum. Janda miskin memberi uang recehan untuk derma. Tidak seberapa, bukan? Tapi pagi itu Yesus buat kejutan. Bukan untuk sebuah sensasi. Ia berkata serius kepada para murid-Nya: “Sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yakni seluruh nafkahnya” (Mrk 12: 43-44). Tuhan menilai pengorbanannya itu. Bukan gampang mengorbankan seluruh nafkah. Lalu bagaimana kita? Berapa yang pantas kita beri? Jika yang miskin memberi seribu Rupiah dari sisah belanja sehari, apakah lebih bernilai dari pada orang kaya memberi lima puluh ribu atau seratus ribu Rupiah? Tentu tidak, sebab sama-sama bukan suatu pengorbanan. Yesus tidak melihat berapa yang diberikan. Tapi memberi dari berapa. Janda miskin telah memberi dari seluruh nafkahnya sehari kepada Tuhan. Mirip dengan Yesus yang mengorbankan seluruh diri-Nya bagi kita, bukan? 08062013.

No comments:

Post a Comment