Saturday, April 13, 2013

Dalam Tuhan Ada Ketenangan

Semalam saya hampir tidak bisa tidur. Balik kiri, putar kanan, sama saja. Saya gelisah sekali. Demikian aku seorang teman. Soalnya, saya sudah menyakitkan hati seorang yang tak bersalah. Itu hanya karena ceroboh. Saya terlalu percaya kepada isteri sendiri. Lalu orang kecil itu didamprat habis-habisan di hadapan orang banyak. Tidak ada kesempatan sedikit pun untuk dia membela diri. Setelah direnungkan kembali, ternyata bukan dia. Orang lain yang bersalah. Lalu giliran saya disiksa nurani saya. Mata tetap tak terpejamkan. Hampir-hampir mau bangun malam itu juga untuk mencari dan berdamai dengan orang itu. Tapi sudah jam 24.13 malam. Orangnya pasti sudah nyenyak. Akhirnya, saya angkat hati kepada Tuhan. Mohon ampun atas kesalahan di siang hari tadi. Tak lupa janji kepada Tuhan, besok pagi pertama-tama saya cari orang itu dan mohon maaf. Saat itu baru batin terasa tenang dan selanjutnya tak sadar lagi… sampai bangun pagi. 

Ada kesan pengalaman teman saya ini tidak bedanya dengan pengalaman para murid dalam Yoh 6:16-21. Laut mengamuk. Angin kencang. Hari sudah gelap. Yesus belum datang. Para murid ketakutan.Setelah Yesus naik ke perahu, semuanya tenang. Kita terasing dalam kecemasan dan kegrlisahan, karena kita mengira Tuhan tidak ada, atau sangat jauh. Kita tak berdaya menghadapi terpahan gelombang masalah dalam hidup. Bila kita mengangkat hati kepada Tuhan yang selalu setia menemani kita, keadaan berubah dan menjadi normal kembali. Ini bukan hanya pengalaman teman saya atau para murid di Danau Genezareth. Tapi masing-masing kita pernah mengalaminya, bukan? 13042013

No comments:

Post a Comment