Thursday, April 18, 2013

Apa yang Kita Buat untuk Keselamatan?

Fr. Anton Kapitan dan Fr. Nus Luan melayani umat di Ndao selama Tri Hari Suci. Ndao sebuah pulau kecil di selatan pulau Rote. Itulah pulau terluar di Selatan tanah air kita. Lautnya sangat jernih. Penduduknya sekitar tujuh ribuan orang. Yang beragama Katolik enampuluh lima orang. Di antaranya duapuluh satu orang penduduk asli. Mayoritas beragama Kristen. Islam sekitar dua ribuan. Yang menarik bagi keduanya ialah kebiasaan orang Ndao menangkap ikan. Semua ikan yang ditangkap, langsung dicungkil matanya lalu dimakan mentah. Ketika diajak untuk makan mata ikan, mula-mula keduanya merasa jijik. Tapi karena diajak terus, akhirnya mereka ikut makan juga. Tapi sambil menutup mata. Mereka tidak berani makan mata ikan besar. Soalnya mulut berlumuran darah ikan. Sangat menjijikkan. Inilah ceritera mereka pada malam perayaan Paskah bersama umat di pusat paroki St Kristoforus, Baa, Rote. Ibu yang duduk di samping saya berbisik, jijik sekali. Belum berbudaya, ya Romo? Saya berkata, itulah budaya mereka, Bu. Itu baru darah mata ikan. Apalagi kalau darah daging manusia? 

Tapi justru inilah yang dikatakan oleh Yesus dalam Yoh 6:52-59. Reaksi orang Yahudi? Tentu saja jijik sekali. “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” (Yoh 6:52) Tetapi dalam semua ayat, Yesus berulang kali menandaskan pentingnya makan daging dan minum darah-Nya. Daging dan darah-Nya adalah jaminan hidup yang kekal. Jika tidak makan daging dan minum darah-Nya maka kita tidak akan tinggal di dalam Dia. Kalau begitu, mana mungkin kita bisa hidup dari Dia? Apa yang bisa kita buat untuk keselamatan? (bdk Yoh 15:5). Yang kita lakukan justru menjerumuskan diri dalam dosa berjuta wajah, bukan? 19042013

No comments:

Post a Comment