Wednesday, April 10, 2013

Apakah Kamu tidak Mau Pergi Juga?


Siapa lagi yang lebih kaya, kalau bukan orang mabuk? Semuanya dia punya. Bicaranya hebat sekali. Tapi setelah sadar, betulkah dia punya segala? Sama halnya dengan juru kampanye. Apa yang tidak bisa dilakukan jika jagonya terpilih? Mau apa saja, jadi. Jalan hotmix masuk desa? Air bersih dan listrik? O…beres, asal pilih, ya? Semuanya seperti membalikkan telapak tangan. Sesudah terpilih? Semua orang sudah tahu. Janji tinggal janji. Sampai jumpa lagi pada janji pilkada atau pemilu yang akan datang. Begitulah pengalaman dari putaran ke putaran pilkada atau pemilu.

Beda sekali dengan kesaksian Yohanes Pembaptis dalam Yoh 3:31-36. Menurut Yohanes Pembaptis, Yesus datang dari atas. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat dan dan didengar-Nya dari Bapa-Nya di surga. Atas kehendak Bapa segala kekuasaan diserahkan ke dalam tangan Anak. Tidak heran, apa yang dikatakan-Nya terjadi. Semuanya baik. Orang sakit sembuh. Orang buta melihat. Orang lapar dikenyangkan. Orang berdosa diampuni. Yang tersesat dihantar kembali. Orang mati dihidupkan kembali. Tidak asal bunyi (asbun) ala orang mabuk atau jurkam, bukan? Maka seharusnya, tidak ada alasan untuk tidak percaya kepada Yesus. Kenyataannya?

Banyak sekali yang jelas-jelas tidak mau percaya kepada-Nya. Kita yang mengaku pengikut-Nya? Tak ada tantangan, kita setia dan mengikuti-Nya. Tapi dihadang tantangan, kita meninggalkan-Nya, bukan? Ini bukan soal baru bagi Yesus. Dari dulu secara massal orang meninggalkan-Nya. Ingatlah saat Ia mengatakan bahwa orang harus makan daging-Nya dan minum darah-Nya. Kalau tidak maka ia tidak akan mempunyai hidup dalam dirinya. Apa yang terjadi? Orang tidak hanya bersungut, menjijikkan! Beramai-ramai orang pergi meninggalkan-Nya. Apakah Yesus menyesal? Atau meralat dan menarik kembali kata-kata-Nya demi banyaknya pengikut? Sama sekali tidak. Ia bahkan menantang keduabelas rasul: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” (bdk Yoh 6:45-71). Tantangan bagi kita juga, bukan? Massa umat meninggalkan-Nya pun tidak soal. Apalagi saya yang cuma seorang ini. Siapa yang rugi? 11042013

No comments:

Post a Comment