Wednesday, April 17, 2013

Makan Tubuh Kristus

Saya kagum. Usianya sudah 60-an tahun. Sudah lebih dari separuh usianya ia berada di Timor. Ia menjelajahi Timor Tengah Selatan, wilayah Kupang dan Rote. Kadang-kadang menyeberang ke pulau Sabu dan Alor. Ia berkeliling sambil mewartakan firman Tuhan. Ia seorang Pendeta GBI. Namanya Rayma. Seorang janda asal Amerika dengan dua orang anak dan empat orang cucu. Mereka berada di Amerika. Suaminya meninggal sekitar 10 tahun yang lalu. Demikian ceriteranya kepada saya dalam perjalanan dari Rote ke Kupang. Kebetulan kami duduk berdampingan. Ketika saya tanya, tidak ingat anak cucu di Amerika? Ia tertawa dan berkata, tentu ingat. Rencananya tahun ini ia merayakan Natal di Amerika. Tapi ia segera kembali. Masih jauh lebih banyak cucu di sini. Mereka semua memanggil saya oma, katanya sambil tertawa lagi. Ia memberi dirinya untuk jemaat dalam karya pewartaan. 

Tidak mungkin ia dapat melaksanakan semuanya ini jika tidak ditarik oleh Bapa. Demikian kita dengar dalam Yoh 6: 44-51. Yesus telah lebih dahulu melaksanakannya. Ia memberi diri sebagai roti hidup. Roti itu tidak lain dari daging-Nya sendiri. Jika orang tidak makan daging-Nya, tidak akan bersatu dengan Dia. Maka, tidak akan selamat. Memberi diri untuk keselamatan orang lain, selalu menarik. Hitung saja, berapa banyak pengikut Yesus di sebuah paroki, keuskupan, pulau, negara dan seluruh dunia? Semua kita datang kepada-Nya karena ditarik oleh Bapa. Memang Bapa mau supaya kita selamat. Keselamatan hanya dapat dicapai dalam dan melalui Dia. Ia memberi diri hanya demi keselamatan kita. Tidak ada perhitungan untung rugi bagi diri-Nya. ia mati supaya kita selamat. Sudah berapa kali kita makan daging-Nya dalam Ekaristi sejak menerima komuni pertama? Betulkah kita sudah erat bersatu dengan Dia, sehingga seperti Paulus kita boleh berkata: “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”? (Gal 2:20). Itu, rasul Paulus. Lalu kita? Sejauh mana kita juga seperti Kristus, berbuat sesuatu untuk kepentingan umum atau orang perorangan tanpa perhitungan untung rugi? 18042013

No comments:

Post a Comment