Friday, April 19, 2013

Bertahan Jadi Pengikut Yesus

Badannya kurus. Tinggi badannya tidak seberapa. Rambut gondrong dan tidak disisr. Ia mengenakan pakaian seadanya. Singkat kata, penampilannya tidak meyakinkan. Ia konjak bemo yang biasa lewat di jalan Herewila, Naikoten. Waktu itu saya sedang berdiri di pendopo pastoran. P. Pfeffer (alm) ke luar dengan mobil. Di mulut jalan, ia berhenti sejenak. Lampu sein sudah dinyalakan. Dari arah kanannya melaju sebuah sepeda motor, disusul sebuah bemo. Pengedaranya berusaha untuk rem. Tetapi tidak bisa tidak tabrak mobil yang di depannya. Pengendaranya terjatuh dan masuk di parit. Ternyata ia anggota Polri. Ke luar dari parit dia mengambil ancang-ancang mau pukul P. Pfeffer. Konjak itu bertindak cepat. Ia segera turun dari bemo. Ia paling ngotot di antara semua yang menyaksikan peristiwa itu. Pa polisi tabrak mobil pastor, katanya. Saya saksikan sendiri. Masa, mau pukul pastor. Persoalan dibawa ke kantor polisi. Dari P. Pfeffer saya tahu bahwa di kantor polisi dia mendapat ancaman. Tetapi dia tetap memberikan kesaksian yang sama. Dia tidak bisa mengatakan lain dari pada kebenaran. Resiko? Pasti ada. Tetapi dia tidak takut.

Situasi seperti ini sangat kuat terasa dalam Yoh 6:60-69. Orang bertengkar dan bersungut. Perkataan Yesus keras sekali. Masa, Ia memberi daging-Nya kita makan dan darah-Nya kita minum? Yesus tetap ngotot. Tubuh dan darah-Nya sesungguhnya sumber hidup bagi manusia. Ini adalah suatu realitas ilahi. Hanya Roh Kudus yang mengerjakannya. Yesus tidak hanya mau dekat tapi bersatu dengan para murid-Nya. Hanya dengan itu kita selamat. Tetapi banyak yang tidak dapat menerima dan ramai-ramai meninggalkan Yesus. Yesus tidak bisa mengatakan lain dari pada kebenaran ini. Tanpa bersatu dengan Dia, kita tidak mungkin selamat. Sampai sekarang pun banyak yang tidak bertahan menjadi pengikut-Nya, bukan? Banyak yang kecewa dengan pelbagai alasan. Tetapi ada juga yang tetap setia seperti Petrus dan kawan-kawan. Yang tetap setia biasanya militant seperti martir dan berani mengorbankan apa saja termasuk nyawa demi Kristus. Lalu kita…? Malu ah, kalau tidak mau berkorban! 20042013

No comments:

Post a Comment