Friday, June 21, 2013

TUHAN tidak buta

Tadi menjelang malam, saya sedang menyiapkan renungan untuk besok. Pintu kamar saya diketok. Saya teriak: masuk! Pintu tidak dibuka. O…pasti tamu. Bukan frater. Kalau frater tentu sudah buka pintu. Saya bangun dan buka pintu. Ternyata mantan siswa saya di PGA dengan isterinya. Sekarang ia berkarya sebagai guru agama di pedalaman. Jauh dari Kupang. Ia membawa berita musibah. Kost anaknya terbakar. Anaknya dkk luput hanya dengan pakaian di badan. Ia datang untuk meminta bantuan. Saya membantu sejauh kemampuan saya. Segera saya hubungi kenalan di kantor Walikota. Syukur, ada jalan ke luar. Perlu laporan dari Pak Lurah maka bantuan bisa disalurkan. Dia ucapkan terima kasih dan masih sempat berkomentar. Betul e Romo kata Tuhan: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat 7:7). Saya katakan, orang yang tidak peduli akan Tuhan pun, tetap dikasihi Tuhan. Apalagi orang yang setia mengabdi kepadanya. Tuhan tidak buta. Ia tidak pernah terlambat untuk menyalurkan bantuan. Ia bersabda: “Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya” (Mat 6:8). Selanjutnya Ia mengajarkan doa yang indah dan sarat makna: Bapa kami. Semua yang kita butuhkan sudah tercakup di dalamnya. Sayangnya, kita biasa mendaraskannya terburu-buru, karena sudah dihafal. Mulut kita menyapa, Bapa kami…tapi hati dan pikiran kita jauh dari pada-Nya. Benarlah nubuat nabi Yesaya: “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku” (Yes 29:13). Doa kita kehilangan makna. Itu selagi kita dalam keadaan baik. Tapi ketika mengalami musibah, barulah kita berdoa dengan kusuk, tutup mata, dan memaksakan keinginan kita kepada Bapa. Bukan “jadilah kehendak-Mu” (Mat 6:10) tetapi terjadi menurut apa yang kita harapkan dan butuhkan sekarang. Kita memaksa Bapa mengabulkan apa yang kita minta. Beginikah sepantasnya sikap anak kesayangan Bapa? 20062013

No comments:

Post a Comment