Thursday, June 13, 2013

KuasaNya melebihi Hukum Taurat

Omongannya kedengaran hebat. Ia senang mengutip pendapat para ahli. Apa kata tokoh-tokoh terkenal, khususnya di lingkaran kekuasaan, mengalir lancar dari mulutnya. Terkesan sekali dibuat-buat untuk menambah wibawanya. Tapi sesungguhnya kasihan! Jati dirinya hilang di balik kebesaran orang yang dikutipnya. Pendapatnya sendiri? Hampir tidak ada, selain kompilasi pendapat orang. 

Sangat jauh bedanya dengan apa yang kita dengar dalam Mat 5: 27-32. Yesus tidak hanya mengutip apa yang dikatakan hukum Taurat. Telah difirmankan atau kamu telah mendengar…….. tetapi Aku berkata kepadamu …….. Kentara sekali kewibawaan Yesus. Tidak seperti para ahli Taurat. Mereka bersandar pada kewibawaan Taurat secara harafiah. Semua orang tahu. Apa yang dikatakan Taurat harus ditaati. Jika tidak, harus menghadapi hukuman berat. Bisa-bisa dirajam dengan batu sampai mati. Ingat saja wanita yang kedapatan berzina. Yesus memang bukan ahli Taurat. Tapi Ia juga bukan buta Taurat. Ia menghadapkan Taurat dengan kuasa-Nya sendiri. “Kamu telah mendengar…tetapi Aku berkata kepadamu… Dengan berwibawa sekali Ia menunjukkan siapa Dia di hadapan Taurat. Ia memiliki kuasa yang melebihi Taurat. Ia mempertentangkan arti harafiah hukum Taurat dengan maksud Allah yang sesungguhnya, yang harus melibatkan hati manusia. “Kamu telah mendengar bahwa difirmankan: Jangan berzina. Tetapi AKu berkata kepadamu: setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzina terhadap dia di dalam hati” (Mat 5:27). 

Hukum Taurat sendiri sebenarnya sudah keras sekali. Sangsi pelanggarannya tidak ringan. Bayangkan saja: Mata yang menyesatkan dicungkil. Begitu juga tangan yang menyesatkan dipenggal. Tapi melaksanakan hukum Taurat sesuai dengan apa yang tertulis, belum cukup sama sekali. Bisa juga bertentangan dengan kehendak Allah. Masa, Allah senang melihat ciptaan-Nya sendiri diperlakukan seperti itu! Dampaknya pun tidak akan menghasilkan hidup yang benar sesuai dengan kehendak Allah. Di belakang semua larangan hukum Taurat, Yesus melihat maksud Allah yang sesungguhnya. Kalau tidak mau terlibat dalam kejahatan apa pun, maka hati harus dibereskan terlebih dahulu. Semua kejahatan berasal dari hati, bukan? Dengan hati yang kotor, penuh dendam, dan dusta, maka perzinaan, pembunuhan, korupsi dan kejahatan apa saja tak dapat dihindarkan. Persaudaraan sejati, biarpun antara saudara-saudari sekandung atau suami isteri pun tak mungkin tercipta. Tidak percaya? 14062013

No comments:

Post a Comment