Friday, June 21, 2013

Meluangkan Waktu Terbaik untuk Berdoa

Masih ingat Abdurakhman Wahid, bukan? Ia lebih akrab disapa Gus Dur. Presiden keempat Indonesia. Umat beragama mengenang dan menghormatinya lebih sebagai bapa dan pejuang pluralisme. Dalam konflik dan kekerasan agama, ia selalu tampil dan pasang badan untuk membela kaum minoritas. Bicaranya ceplas-ceplos dan bernada humor. Ia pernah berucap, Tuhannya orang Nasrani sangat dekat. Hanya dengan berbisik saja Tuhan sudah mendengar. Tapi Tuhannya orang Islam sangat jauh. Perlu bantuan toa supaya Tuhan bisa dengar. sebuah guyonan berisi sentilan dan sindiran halus. 

Hampir sama dengan peringatan Yesus kepada para pengikut-Nya. “Apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Mat 6:5-6). Apakah terpengaruh nas ini maka imam dan biarawan-biarawati kelihatannya tidak berdoa lagi? Seorang kakek dari tahun tigapuluhan pernah bernostalgia. Katanya, Romo, mengapa kamu para imam, bruder, suster sekarang tidak seperti yang dulu-dulu? Kalau dulu, sore-sore mereka berjalan sekitar pastoran sambil berdoa rosario atau brevir. Sekarang, sibuk terus. Kamu berdoakah tidak? Saya katakan, ah bapa, berdoa itu tidak perlu diketahui orang. Dia tidak hilang akal. Ya, dilihat saja tidak, apa lagi tidak dilihat. Mungkin kakek ini benar. Tentu bukan semuanya begitu. Tapi tidak tertutup kemungkinan, kesibukan menyita seluruh perhatian dan waktu kita. Yang tersisa ialah kelelahan. Bagaimana mungkin kita bisa berdoa ketika sudah lelah? Betul, nilai doa tapi dalam sikap batin yang berbasiskan iman dan cinta akan Allah. Bukan dalam banyaknya kata-kata yang diucapkan,. Tapi mampukah kita berkonsentrasi dalam doa kepada Bapa selagi kita sudah kelelahan? Sebaiknya kita meluangkan waktu terbaik ketika kita masih segar untuk berdoa kepada Bapa. Sebab pantaskah kita berikan sisa waktu dan perhatian kepada Tuhan? 19062013

No comments:

Post a Comment