Sunday, June 16, 2013

Aksi Tanpa Kekerasan

Kami sedang duduk-duduk di pendopo. Suasana santai dan gembira. Hari ulang tahun katekis. Ada hidangan makan minum ringan. Tidak lama anaknya pulang dari sekolah sambil menangis. Dari seragamnya, dia SD. Dari usianya, mungkin di kelas dua atau tiga. Bapanya bangun dari tempat duduk. Mengapa menangis, Veky? Dedy pukul saya, katanya melapor. Dedy itu laki-laki atau perempuan? Laki-laki. Ah, Veky juga laki-laki to? Mengapa takut? Dia pukul pakai apa? Tangan. Veky juga ada tangan. Mengapa tidak balas? Sama-sama laki-laki, sama-sama punya tangan. Lain kali, tidak usaha takut. Begitulah kata suami ibu katekis itu. Mungkin mau menanam semangat juang dalam diri anak. Tapi nadanya provokatip dan berbenih kekerasan, bukan? 

Apa kata Yesus tentang ajaran yang sama? “Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu, janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berikan juga kepadanya pipi kirimu” (Mat 5:38-39). Jauh bedanya dengan ajaran suami katekis kepada anaknya Veky, bukan? Yesus mengajarkan para murid-Nya aksi tanpa kekerasan, non violence. Suatu ajaran yang bertentangan dengan budaya gigi ganti gigi. Bukankah naluri ini tersimpan rapih dalam hati kita juga? Ia baru muncul spontan tak terkendali pada saat yang tepat. Lihat saja aksi tawuran anak muda di jalanan. Hal yang sangat merisaukan dan memprihatinkan. Bukankah mereka adalah calon pemimpin bangsa kita? Pemimpin yang naik takhta dengan kekerasan hari ini, besok akan menuai kekerasan untuk mencopotnya. Aksi kekerasan timbal balik, gigi ganti gigi, tak mungkin menciptakan keadilan dan perdamaian. Sebaliknya pemimpin yang menggalang aksi perlawanan tanpa kekerasan akan dikenang dan dihormati oleh siapa pun sepanjang masa. Sebut saja Mahatma Gandi, Martin Luther, Jr dan Nelson Mandela yang telah diinspirasi dan dimotivasi firman: “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berikan juga kepadanya pipi kirimu” (Mat 5:39). Ternyata bisa, bukan? Mengapa anak cucu kita tidak disiapkan untuk mewarisi non violence, ajaran dan aksi tanpa kekerasan? 17062013

No comments:

Post a Comment