Friday, May 31, 2013

Tentang Kuasa dan Pengaruh

Soal kuasa selalu menarik. Jadi rebutan banyak orang. Ada juga yang tidak mampu bersaing menjadi penguasa. Lebih mudah menjadi penguasa gadungan. Cukup dengan membawa-bawa nama penguasa yang sesungguhnya. Yang penting apa yang diinginkannya dapat tercapai. Tentu meresahkan banyak orang. 

Keadaannya berbeda dengan Mrk 11:27-33. Yesus tidak hanya mengajar. Ia pun melakukan mujizat. Massa semakin tertarik pada-Nya. Berbondong-bondong orang mengikuti-Nya. Kenyataan ini mencemaskan pejabat resmi, para imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Pengaruh mereka akan berkurang. Jika dibiarkan, mereka akan ditinggalkan massa. Maka tindakan perlu diambil. Mereka langsung mendatangi Yesus di halaman Bait Allah. Mereka adalah benteng pertahanan iman yang murni dan benar. Maka mereka merasa berkepentingan untuk mengetahui entah Yesus itu nabi sejati atau gadungan. Mereka mempersoalkan asal-usul kewenangan dan kuasa Yesus untuk melakukan semuanya termasuk mengajar. 

“Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah memberikan kuasa itu kepada-Mu?” (Mrk 11:28) Tapi Yesus tak perlu meminta ijin siapa pun untuk mengajar di Bait Allah. Soalnya, benarkah mereka peduli akan kebenaran iman? Apakah mereka siap untuk mengetahui bahwa Yesus datang dari Allah? Nampaknya mereka hanya berpikir untuk mempertahankan kebenaran yang sudah ada. Sebelumnya pun mereka sudah berniat menangkap Yesus dengan tuduhan subversip. Maka persoalan sesungguhnya bukan mempertahankan kebenaran iman. Tapi soal iri hati dan ketakutan akan hilangnya pengaruh terhadap massa umat. Apakah kita murni dari semangat iri hati atau tak takut akan kehilangan kuasa dan pengaruh demi kebenaran? 01062013

No comments:

Post a Comment