Ketika tangan saya memegang batu karang, yang katanya tempat pengukuhan primat Petrus (Yoh 21:15-19), terdengar pertanyaan Yesus, “Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?”
Pertanyaan itu bukan ditujukan kepada Petrus tetapi kepada saya sendiri. Saya tidak bisa menjawab. Apalagi mengangkat muka. Saya tertunduk beberapa saat. Tuhan tahu bahwa saya mengasihi Dia. Tapi apakah lebih daripada yang lain-lain? Itu menjadi PR pertobatan saya sepanjang hidup.
Pantas, ketika mendengar pertanyaan beruntun, Petrus si batu karang yang tegar itu pun luluh. Air mata berderai dan ia menangis sesenggukan. Kasih yang total, tak terbagikan, siapa bisa? Tapi itulah yang dilakukan-Nya terhadap kita, bukan? (bdk Yoh 13:5) Ia bahkan memberikan diri-Nya sendiri bagi kita. Tidak ada kasih yang lebih besar lagi daripada itu. tidak heran, kalau Ia menuntut yang sama dari kita.
Tanpa kasih, tugas yang ringan menjadi berat. Apa yang mudah, terasa sulit sekali dilaksanakan. Sebaliknya tak ada yang berat dan sulit dilaksanakan kalau itu untuk kekasih. Semua kita tahu dari pengalaman masing-masing, bukan?
Tugas yang diserahkan kepada Petrus, bukan ringan. Tanggung jawabnya berat. Kalau tanpa kasih yang besar kepada-Nya tak mungkin bisa dilaksanakan. Tidak hanya Petrus. Kita pun menerima tugas dan tanggung jawab yang serupa. Tugas apa?
Pekerjaan harian kita entah di rumah, di kantor, di kelas, ya di mana saja. Setiap tugas mengandung tanggung jawab. Tentu sesuai dengan kemampuan kita. Apakah kita melaksanakannya demi kasih kepada Dia? Kalau tidak, maka tidak heran kalau kita acuh tak acuh dan melakukannya asal-asalan, bukan?
No comments:
Post a Comment