Friday, May 3, 2013

Ditolak, Dibenci dan Dianiaya

Persoalan itu sangat sensitip dan sedang hangat dibicarakan. Sangat laris dari mulut ke mulut. Yang belum tahu, suka mencari tahu. Soal pelecehan seksual yang melibatkan figur publik. Telinga terasa gatal kalau tidak mendengar. Orang tidak lagi persoalkan, benar atau tidak. Tapi siapa berani mengecek kebenarannya langsung kepada yang empunya persoalan? Sama sekali tidak fair bila orangnya sendiri tidak didengarkan. Bagaimana kalau tidak benar? Kalau benar pun, apa untungnya kita membicarakannya? Apakah kita sendiri putih bersih? Diam-diam saya mendatangi orangnya. Saya baru saja menyinggung persoalan itu. Mukanya menjadi merah. Bibirnya gemetar. Bicaranya singkat. Persoalan sudah selesai, katanya. Tidak usah dipersoalkan lagi. Pembicaraan saya selanjutnya langsung dipotong. Sistim pembentengan dirinya sangat ketat. Tak ada celah sedikit pun untuk masuk. Untuk pertama kali saya merasa ditolak dalam pendekatan seperti ini. Sakit hati? Tentu saja. Maksud baik untuk melindungi nama baiknya gagal. Selanjutnya, katanya ia membenci saya. Rupanya ada masukan menyesatkan. Saya dianggap penyebar isu yang tak sedap itu. dagelan yang tidak lucu, bukan? 

Pengalaman ditolak dan dibenci bukan satu-satunya pengalaman saya. Pengalaman orang lain, boleh jadi jauh lebih hebat. Apalagi pengalaman Yesus. Sudah terjalin hubungan kasih antara Dia dan para murid-Nya. Begitu akrabnya sehingga Ia memanggil mereka sahabat. Tak ada jarak seperti tuan dan hamba. Dalam Yoh 15:18-21 hubungan-Nya dengan para murid itu dipertentangkan dengan hubungan dunia dengan para murid. Mereka tidak hanya ditolak tapi dibenci dan dianiaya. Nasib mereka tidak mungkin lebih baik dari pada Gurunya. Di dalam diri murid-murid-Nya Yesus sendiri dikejar oleh dunia (bdk Kis 9:5; Kol 1:24). Mengapa mau mengikuti Yesus dengan nasib sejelek itu? Karena nasib-Nya memang begitu. Itulah jalan satu-satunya menuju kebahagiaan sejati. Tak ada jalan tol. Lalu bagaimana? Lebih baik mogok? Atau cari jalan alternatip? Yang tidak mau mati bersama Dia, tak mungkin juga bangkit bersama Dia (bdk 1Tes 4:14). 04052013

No comments:

Post a Comment