Saturday, May 25, 2013

Bersumber dari BAPA

Kalau bukan saya, mana ada jalan aspal masuk desa ini. Kata bapa itu sesumbar waktu kampanye. Dan air bersih? Siapa lagi yang bisa berjuang, kalau bukan yang ini. Katanya sambil membusungkan dan menepuk-nepuk dadanya. Tujuannya apa, kalau bukan untuk menonjolkan diri dan memojokkan rival politiknya. Yang satu itu? Hanya omong doang. Berjuang untuk kepentingan sendiri, ngotot bukan main. Tapi untuk kepentingan masyarakat, nol besar. Pada hal semua orang juga tahu. Baru dalam masa kepemimpinan rival politiknya itulah, ada jalan aspal masuk desa. Masyarakat pun bisa minum air bersih. Tapi rupanya beginilah adat politik tanpa moral. Menghilangkan jejak peran orang lain supaya sendiri yang menonjol. 

Hal seperti itu tidak pernah kita temukan dalam seluruh karya dan ajaran Yesus. Lihat saja antara lain dalam Yoh 16:12-15. Menurut Yesus, apa saja yang dilakukan dan difirmankan-Nya kepada para murid, diterima-Nya dari Bapa. Semuanya adalah milik Bapa. Yang menjadi milik Bapa adalah milik-Nya juga. Maka apa yang diterima Roh Kudus dari Yesus, itulah yang dikatakan-Nya, untuk memimpin para murid memaknai hal-hal yang akan datang. Semuanya berasal dari Bapa. Ia tidak akan berbicara dari diri-Nya sendiri. Sangat transparan dan harmonis! Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah satu. Tritunggal yang Mahakudus. Tidak ada yang direkayasa atau ditutup-tutupi dalam hubungan yang sangat intens. Alangkah indahnya kalau semangat transparansi yang sama, memenuhi karya dan perkataan kita juga dalam hidup berkeluarga, beragama dan bermasyarakat. Hidup kita pun akan menjadi harmonis. Ayo, cobalah! Bukankah kita harus menjadi sempurna seperti Bapa kita di surga? (bdk Mat 5:48) Tentu tidak persis sama. Tapi tidak ada salahnya kalau kita berusaha ke arah sana, bukan? 26052013

No comments:

Post a Comment