Thursday, September 5, 2013

Berbagi

Pengalaman mahasiswa hampir sama saja. Kiriman uang dari orangtua belum tiba. Sementara makanan sudah habis. Coba-coba pinjam uang dari teman atau dari kenalan. Syukur kalau dapat. Jika tidak maka terpaksa pinjam beras dari teman di kamar sebelah. Tapi kali ini sial, demikian cerita seorang mahasiswa kepada saya. Temannya juga sedang krisis. Beras tinggal satu gelas. Tidak cukup untuk dibagi dua. Hanya bisa masak bubur untuk temannya sendiri. Maka tadi malam dia terpaksa tidur tanpa makan. Situasi krisis pangan terasa juga dalam Mat 14: 13-21. Jauh di tempat terpencil. Hari sudah mulai malam. Orang banyak yang mengikuti Yesus sudah kelelahan dan lapar. Para murid mendekati Yesus. Suruhlah mereka urus diri masing-masing, cari makan di desa-desa sekitar. Jawaban Yesus tidak terduda-duga. “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan” (Mat 14: 16). Persoalannya, dari mana mendapat makanan di tempat terpencil menjelang malam untuk orang sebanyak ini? Yang ada cuma lima buah roti dan dua ekor ikan. Mana cukup untuk semuanya? Untuk para murid saja pun, barang kali tidak cukup. Begitulah sifat kita manusia pada umumnya. Sudah berkecukupan pun belum tentu rela berbagi, apa lagi tidak cukup untuk diri sendiri. Yesus meminta supaya ‘yang sedikit’ itu dibawa kepada-Nya. Sesudah itu dikembalikan kepada murid-murid-Nya. Tapi bukan untuk mereka sendiri. Mereka harus berbagi dengan orang yang menderita. Ternyata mereka semua berkelimpahan. Yang makan lima ribu pria. Belum terhitung wanita dan anak-anak. Luar biasa bukan? Apa yang kita kira ‘tidak cukup’ untuk kita, tapi kalau dibawakan kepada Tuhan, maka Tuhan mengembalikannya berlipat ganda. Bukan hanya untuk kita sendiri tapi harus berbagi dengan sesama. Tapi kalau kita cuma mengeluh “tidak cukup” mana mungkin ada perubahan? Belum coba, bukan? 05082013

No comments:

Post a Comment