Tuesday, November 12, 2013

Harta Tidak Dibawa Mati

Masih ingat, bukan? Nazarudin dikejar sampai ke Kolumbia. Ia diadili gara-gara curang. Setelah diadili ia menjadi penghuni bui. Langkahnya itu disusul barisan koruptor lain sampai sekarang. Mereka menyalahgunakan kuasa dan wewenangnya untuk kepentingan sendiri dan orang-orangnya. Hampir semua orang menyatakan pantas. Ada yang lebih kejam lagi. Hukuman terlalu ringan. Semestinya mati atau seumur hidup. Biar rasa dan memberi efek jera. Tak ada orang yang bersimpati bukan? Tapi dalam Luk 16: 1-9 nuansanya lain sekali. Ada bendahara yang curang. Kekayaan tuannya diboroskan seenaknya. Ia memang tidak dijebloskan ke LP. Ia terancam dipecat. Dasar orang curang. Dalam situasi gawat darurat otaknya cepat bermain. Ada beberapa alternatip yang sempat melintas di otaknya. Melakukan pekerjaan fisik yang berat seperti mencangkul. Dia mengaku tidak dapat. Mengemis? Masa, orang biasa mengenalnya dalam full dress, tiba-tiba jadi pengemis. Malu, ah! Tapi aneh juga bendahara yang satu ini. Tidak punya simpanan sedikit pun untuk tanggap darurat. Coba kalau sekarang. Dia sudah punya tabungan triliunan di bank dalam dan luar negeri. Ada berbagai kartu kredit dan ATM. Tapi dia tidak hilang akal untuk menjamin masa depannya secara terhormat. Semua yang berutang kepada tuannya dikumpulkan. Mereka diharuskan menulis surat utang palsu. Semuanya diberikan diskon yang luar biasa. Sampai lima puluh prosen. Siapa tak senang? Mereka pasti keheranan. Yang lain memujinya sebagai orang yang murah hati. Bendahara yang curang ini sangat lihai. Kapan saja dipecat, ia siap. Pasti mereka yang mengecapi kebaikannya akan menerimanya. Permainan kongkalikong ini bukan tidak diketahui tuannya. Tapi ia tidak mengadukannya ke pengadilan. Ia malah memujinya. Tentu bukan karena kecurangannya tapi sebab kecerdikannya. Harta kekayaan bukan dipakai untuk memuaskan nafsu sendiri. Tidak pernah akan puas. Seperti minum air laut. Makin diminum makin haus bukan? Kita harus belajar dari dia. Harta kekayaan seharusnya dipakai untuk membangun persaudaraan dan persahabatan di antara kita. Seandainya semua yang sudah dan bakal berurusan dengan KPK menggunakan kekayaannya untuk kepentingan orang lain juga, betapa makmurnya bangsa kita. Kalau mati, harta tak dibawa serta bukan? 08112013

No comments:

Post a Comment