Saturday, November 9, 2013

Duduk di Sebelah Kanan Bapa

Pernah perhatikan intensi misa untuk arwah? Sadar atau tidak, banyak orang memohon agar anggota keluarganya diberi tempat di sisi kanan Allah. Saya sering berseloroh. Bukankah Yesus sudah duduk di sebelah kanan Allah? Itu yang selalu kita doakan dalam ‘Aku percaya’. Tapi kalau anggota keluarga kita juga mau ditempatkan di sisi kanan Allah Bapa, lalu Yesus digeser ke mana lagi? Jangan sampai seperti sebuah lagu,Yesus harus ke kanan, ke kanan, ke kanan dan ke kanan. Akhirnya Yesus makin jauh dari Bapa. Jika sudah masuk surga, sudah bahagia sekali bukan? Tidak harus di kanan Bapa. Dengar saja kata-kata salah seorang tamu dalam perjamuan yang dihadiri Yesus, “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah” (Luk 14: 15). Pernyataan itu mendorong Yesus untuk buka-bukaan (Luk 14: 15-24). Bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan. Tentu saja merekalah yang pertama diundang untuk dijamu dalam Kerajaan Allah. Itu tidak bisa disangkal dan tak usah dipersoalkan. Tetapi pada saat datang undangan mereka berubah pikiran. Tentu saja tuan pesta harus merobah strategi. Ia mengundang orang luar. Tapi ternyata tempat masih banyak yang kosong. Maka undangan terus disebarluaskan kepada siapa saja. Maka masuklah orang-orang yang biasanya tak diundang yaitu orang miskin, orang cacat, orang buta dan orang lumpuh. Biarpun begitu ruang pesta belum penuh juga. Maka para pelayan disebarkan ke semua jalan dan lorong. Siapa saja yang ditemui, diundang untuk masuk. Orang yang menolak undangan tidak menikmati perjamuan dalam Kerajan Allah biar bangsa pilihan sekalipun. Perumpamaan ini harus menjadi pembelajaran bagi kita. Kita sering berbangga dengan agama kita. Apa yang kurang? Kebenaran ajaran iman tidak usah diragukan. Organisasi Gereja tersusun sangat rapih. Litugi apa lagi. Apakah dengan kebanggaan atas semuanya itu lalu orang Katolik pasti selamat? Atau menjadi imam dan biarawan-biarawati terjamin masuk surga? Sama sekali tidak. Hanya orang yang setia mengikuti dan melaksanakan ajaran Yesuslah yang selamat. Jangan sampai kita cuma berbangga menjadi Katolik tapi yang selamat justru orang luar, bukan? 05112013

No comments:

Post a Comment