Friday, February 15, 2013

Bergaul dengan Orang Berdosa

Memang tidak mudah menjadi imam di jaman ini. Diminta Pastor Paroki untuk menangani OMK. Tentu dengan gayanya sebagai imam muda, bukan? Tapi itulah susahnya. Orang-orang tua melihatnya dengan sebelah mata. “Imam apa macam begini? Malam-malam duduk di deker. Macam pemuda jalanan saja”. Di kalangan orang muda, ada yang memujinya. Tetapi kebanyakan merasa sangat terganggu. Ia menghambat pergaulan bebas mereka. “Apa dia juga mau pacaran”? Tapi dampaknya bagus, bukan?

Banyak pemuda yang dulunya tidak ke gereja, sekarang mulai ikut kegiatan di gereja. Patutlah diakui, ada juga imam muda yang kebablasan. Saking asyik bergaul malam-malam, pagi hari tidak merayakan Ekaristi. Bahkan ada juga yang jadi topik issue panas di seluruh paroki.

Pengalaman imam jaman ini, tidak beda dengan Yesus, di mata orang yang sok saleh ala Farisi. Rupa-rupa cap diberikan kepada-Nya. Siapa Dia, bisa ditebak dari kawan bergaul-Nya: pemungut cukai, orang berdosa (Mat 9:11). Ia dikatakan pelahap dan peminum (Luk 7:34). Ia dituding sebagai kerasukan Beelzebul (Mrk 3:22), bersekutu dengan kepala setan (Luk 11:15) bahkan Beelzebul, kepala setan (Mat 10:25), Semuanya ini gara-gara kedekatan hubungan-Nya dengan orang berdosa. Orang hanya melihat dan menilai apa yang terjadi, tanpa menyelam lebih dalam: mengapa dan untuk apa Ia bergaul dengan orang “berdosa”. Jawaban Yesus langsung menyentuh inti persoalan: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk 5:31-32). Bukankah ini suatu berita gembira bagi kita, orang-orang berdosa? Kita adalah Lewi dkk zaman ini. Lalu bagaimana? Mau tetap bertekun hidup dalam dunia hitam? Malu, ah! Tuhan sudah datang memanggil. Bangkit, dan ikutilah Dia. Kita manfaatkan Sakramen Tobat dalam masa Prapaskah ini. 16022013

No comments:

Post a Comment