Tuesday, March 19, 2013

HR St Yusuf Suami SP Maria

Pagi itu heboh sekali. Orang berdatangan ke tempat ditemukan bayi dibuang. Rupanya laporan sudah sampai ke pihak polisi. Dua orang polisi kelihatan sibuk. Tanya sana-sini akhirnya ketahuan. Itu bayi seorang mahasiswi. Dia stress berat. Laki-laki tidak mau bertanggung jawab. Ia sudah melarikan diri. Omongannya berbelit-belit. Mula-mula bilang itu akibat perempuan menyerahkan diri. Kemudian katanya dia sudah bayar. Laki-laki bukan hanya dia sendiri. Dia cuma satu kali. Ibu-ibu yang mendengar itu sangat marah. Singkatnya, ia tidak mau bertanggung jawab. Sekarang jadi buronan polisi. Dan perempuan itu? Hanya menangis ketika digiring ke kantor polisi. 


Beda sekali dengan laki-laki yang satu ini. Itu dalam Mat 1:16,18-24. Yusuf sudah bertunangan dengan Maria. Sama-sama sekampung. Mereka belum suami isteri. Tapi Maria sudah mengandung. Menurut Maria, ia mengandung dari Roh Kudus. Hmm…dari Roh Kudus? Siapa percaya? Sama saja kalau seorang gadis sekarang mengaku mengandung dari Roh Kudus. Pasti menjadi bahan tertawaan, bukan? Bagaimana reaksi Yusuf? Ia tidak panik dan melarikan diri. Ia mempertimbangkannya matang-matang. “Ia tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum. Ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam” (Mat 1:19). Sementara itu malaekat Tuhan berkata dalam mimpi: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat 1:20-21). Seperti Maria, ia pun mendapat pemberitahuan dari sumber yang sama yakni malaekat Tuhan. Ia juga percaya. Yusuf menerima Maria menjadi isterinya. Dengan putusan ini, Yusuf turut serta melaksanakan mega proyek Allah. Ia mengangkat harkat dan martabat Maria di mata masyarakat. Maria bukan wanita pezinah, yang mengandung tanpa suami. Ia luput dari hukuman rajam dengan batu sampai mati. Bukan hanya itu. Yesus bukan anak haram di hadapan publik. Yesus inilah menjadi juruselamat semua manusia. Yusuf telah menunjuk teladan bagaimana iman telah menyelamatkan keutuhan keluarga. Berat? Tentu saja! Perlu pengorbanan yang besa. Tapi hasilnya luarbiasa, bukan? Yuk, mari kita mohon kekuatan iman demi keutuhan keluarga kita, terlebih keluarga yang terancam kehancuran! 19032013

No comments:

Post a Comment